Uluran Tangan Tuhan Selalu Ada – Anda sedang terpuruk dan merasa sendirian? Merasa tidak ada harapan lagi karena tidak ada siapa-siapa yang bisa menolong? Jika iya, mari kita baca lagi sebuah kisah yang sangat terkenal. Terkenal dan aktual untuk setiap diri kita yang mudah jatuh ini.
Konon, di tengah desa berdirilah sebuah gereja. Setiap hari banyak warga yang datang merayakan kebaktian yang dipimpin oleh seorang pastor tua.
Suatu hari hujan lebat turun mengguyur wilayah itu. Sedikit demi sedikit air naik menggenangi desa. Awalnya setinggi mata kaki, lalu lutut, dan akhirnya mendekati paha orang dewasa. Pengurus desa memerintahkan agar penduduk segera mengungsi.
Sang pastor juga tidak luput. Tetapi sebagai orang yang beriman, dia tetap bertahan sambil berdoa memohon kepada Tuhan untuk menghentikan hujan agar bencana lebih besar tidak terjadi.
Selang beberapa lama, datanglah regu penolong menjemputnya dengan jip besar. “Bapak, banjir sudah semakin tinggi. Ayo bergabung dengan kami untuk mengungsi ke tempat yang aman.”
Tetapi pastor menjawab, “Tidak usah anakku. Kalian mencari penduduk lain saja. Aku bertahan di sini saja.” “Semua penduduk sudah diungsikan. Tinggal bapak sendiri yang masih bertahan di sini. Mari… naiklah bersama kami regu penolong membujuk.
*Kalian pergi saja. Aku tidak membutuhkan pertolongan kalian. Tuhan pasti menolongku.*
Merasa jengkel dan sia-sia, regu penolong itu pun pergi.
Hujan terus mengguyur. Tembok gereja sudah tenggelam, dan pastor mengungsi ke lantai dua gereja. Dari kejauhan datanglah regu penyelamat, kali ini dengan perahu karet.
“Bapak Pastor, air semakin tinggi, hujan semakin gila, mari mengungsi sebelum terlambat!”
“Tidak, Tuhan pasti menyelamatkan saya dengan cara-Nya. Saya tidak butuh bantuan kalian… pergilah!”
Regu penyelamat pun pergi dengan khawatir.
Hari beranjak malam, hujan mengguyur semakin lebat. Seluruh gereja sudah tenggelam, dan bapak pastor berdiri di ujung atap sambil memeluk menaranya. Tidak berapa lama, terdengar deru helikopter dengan lampu sorot mendatanginya. Beberapa orang berteriak sambil melemparkan tali.
Namun pastor tidak bergeming. Dengan putus asa mereka meninggalkannya. Hujan tidak juga berhenti dan akhirnya menenggelamkan seluruh desa. Pastor pun hanyut lalu meninggal.
Setibanya di surga, ia bertemu dengan Tuhan dan segera protes menyatakan kekecewaannya. “Aku sudah berpuluh-puluh tahun mengabdi, mengorbankan waktu dan tenaga untuk mengabarkan ajaran-Mu, tetapi mengapa Engkau tega membiarkan aku?”
Tuhan menjawab dengan lembut. “Lho, memangnya kamu pikir siapa yang mengirimkan regu penyelamat dengan mobil, perahu karet, dan helikopter itu?”
Yah begitulah…. Tuhan selalu ada dan tidak akan membiarkan kita berjuang melalui cobaan yang Ia siapkan agar kita menjadi kuat. Dia menemani setiap langkah kita. Dan selalu sedia mengulurkan tangan, mengangkat kita saat jatuh.
Yang kita perlukan hanyalah menjadi lebih peka. Jangan-jangan kita seperti pastor di atas? Mari mulai sekarang kita lebih peka terhadap apa yang ada di sekitar kita, orang-orang yang kita kenal, yang kita jumpai di setiap perjalanan hidup kita, bahkan ke setiap elemen alam dimana kita berpijak. Dengan melihat secara lebih dalam, niscaya nyata adanya, begitu banyak uluran Tuhan melalui mereka semua. Uluran Tangan Tuhan Selalu Ada… (Set).
“Tuhan memang tidak akan selalu menjawab doa yang kamu panjatkan, akan tetapi Dia akan selalu memberikan yang terbaik di waktu yang tepat.”
Anonim