Cinta Yang Tidak Mengenal Gagal – Aku hanya tersenyum saat mendengar perkataan sobatku waktu itu. Sedikit mengiyakan dan meyakinkan diri:
“Wahhh…. Kamu memang harus melalui jalan hidup yang kemarin kayaknya. Dan sekarang sudah mulai terang….”
Yaa…. Bisa jadi seperti itu. Beberapa tahun lalu memang hari-hariku terasa sangat berat dan menyesakkan. Aku yang sebetulnya sudah terbiasa memikul bebanku sendiri dari kecil, saat itu merasa seperti mengambang. Semua terasa remang, bahkan kadang gelap, dan terasa tidak jernih. Semua pikir dan rasa selalu berpangkal ke diri sendiri…. Mengapa harus kualami ini? Dan mengapa aku tak sanggup menerimanya? Apakah semua ini buah dari kesombongan dan keangkuhanku di hadapanNya? Tak bisakah waktu kuputar dari awal lagi? Ahhhh…… Berat sekali malam-malam yang harus kulewati saat itu…. Ya, semua selalu mengarah ke diriku. Aku sibuk dengan egoku….
Dan kini, setelah melalui berbagai proses, semua kuyakini bahwa semua itu memang harus kualami dan kujalani. Justru di saat itu, di saat kumeradang dalam kekalutan, dukungan moril maupun doa mengalir deras. Bukan hanya dari saudara-saudara, tetapi bahkan datang dari kenalan-kenalan yang mungkin hanya sempat kenal sepintas lalu saja. Sungguh ajaib memang….. Aku seperti diajarkan dan disadarkan kembali akan pentingnya kedekatan dengan saudara kandung, saudara dekat, rekan, orang di sekitar yang bahkan tidak kukenal dekat, dan terlebih kedekatan denganNya, yang harusnya dijaga selalu. Seperti sudah direncanakan dan dikondisikan oleh keadaan, aku yang terbiasa diam mulai belajar membuka diri terhadap orang lain. Yang sekian lama kurang memaknai setiap kejadian, mulai belajar mengambil hikmah dari segala hal yang terjadi. Yang dulu hanya mampu merasakan hambar di setiap waktunya intim dengan Tuhan, kini sedikit demi sedikit bisa merasakan kesejukanNya. Tentu itu semua dengan gelombang pasang surutnya….
Yaa…. Kini semua mulai mengalir dengan lebih gamblang dan jelas (setidaknya sesuai pemahamanku saat ini). Jika dulu aku kalut karena semua rancanganku kacau balau, semua kepercayaanku terhadap orang kuanggap jungkir balik, dan masa depan yang terasa gamang, kini justru bisa tersenyum. Aku bisa belajar membangun keintiman dengan orang lain dan denganNya, dimudahkan dalam cara menikmati hidup sehari-hari dalam hal-hal kecil yang dulu tak terpikirkan (seperti makan apapun dengan lahap dan terasa enak, tidur dengan sangat mudah, menanggapi segala sesuatu dengan senyuman, bisa dikenalkan dan membaca buku-buku bagus, bermain dengan rasa senang seperti saat kukecil, bersendagurau dengan rekan dan saudara, selalu dihadiahi senyum manis dan jernih dari keponakan,disuguhi pengalaman menyenangkan dan membangun dari lingkungan kerjaku, dll). Sungguh berkah luar biasa aku bisa mengalami semua goncangan hidup saat itu. Jika tidak, akan jadi apa aku kelak saat menapaki jenjang hidup selanjutnya….
Ternyata, justru karena mengalami peristiwa yang menggoncangkan, aku dibanjiri perhatian dan cinta kasih yang tak terhitung nilainya. Jika dulu aku sibuk dengan cinta terhadap diri sendiri, dan merasa kalut ketika merasa dirampas oleh keadaan, kini dapat kuhirup cinta yang tak kunjung habis setiap harinya. Jika dulu kumerasa gagal dalam satu sisi hidupku, kini kupahami bahwa satu kegagalan itu adalah suatu pemberian cintaNya agar aku dapat memahami jalan hidupku. Yaaa….. Satu kegagalan dalam hidup hanyalah masalah pemahamanku terhadap suatu peristiwa, padahal rencanaNya dalam hidupku tidak pernah gagal. Apapun kepahitan yang kualami, itu hanyalah sebagian kecil dari rancangan buah cintaNya, dan selebihnya, yang sebagian besar adalah berkah kesejukan yang luar biasa. Semoga ini terus kuyakini: CintaNya tak kan pernah membiarkan kita gagal mengalami semua rencanaNya dalam hidupku. Aku, mau pun saudaraku, atau pun kita semua, boleh merasa gagal, tetapi sesungguhnya rencana Allah tidak bisa digagalkan, karena cinta-Nya yang tidak mengenal gagal, ! Dan semua rencana-Nya untuk kita adalah karena cinta, sehingga amat patutlah kita berbahagia hidup dalam rencanaNYa….Kita hidup dalam naungan Bapa yang penuh CINTA.
Cinta tidak hanya tentang memperjuangkan, tetapi juga tentang mempertahankan dan melepaskan.
Set